Ia yang Maha Segala

Suatu ketika, Musa sedang sakit. Lalu ia berdo'a memohon kepada Allah SWT, minta disembuhkan dari sakitnya.

Karena Musa adalah seorang nabi, utusan Allah, maka datanglah kepadanya malaikat Jibril. Malaikat penyampai wahyu itu memberitahu Musa tentang obat untuk menyembuhkan sakitnya.

"Ambillah daun-daunan dari tumbuhan yang ada di dekat rumahmu, lalu rebuslah daun-daun itu dan minumlah air rebusan itu." Demikian jibril memberi tahu tentang obat untuk Musa.



Lalu Musa melakukan apa yang dikatakan oleh malaikat Jibril. Tak lama setelahnya, Musa pun sembuh dari sakit yang ia derita.

Beberapa waktu kemudian Musa kembali mengalami sakit. Ia merasakan gejala sakit yang ia derita sama dengan sakit yang ia alami sebelumnya. Maka, dengan percaya diri Musa pun mulai meracik obat sesuai dengan petunjuk yang dulu pernah diberikan oleh malaikar Jibril.

Sesudah meminum ramuan obat, menunggu beberapa lama, ternyata Musa tak juga sembuh dari sakitnya. Ia pun bertanya-tanya kenapa gerangan ia tak juga kunjung sembuh dari sakit.

Lalu datanglah Jibril memberikan jawaban. Ia katakan kepada Musa, "sesungguhnya sakir yang mampu menyembuhkan segala macam penyakit adalah Allah SWT. Ia yang maha segalanya, termasuk menyembuhkan segala macam penyakit."

Rupanya, malaikat Jibril menyampaikan teguran Allah kepada Musa. Musa telah lalai, telah abai bahwa sesungguhnya ramuan berupa dedaunan dan semua yang bernama obat adalah perantara dari bantuan kesembuhan yang diberikan Allah.

Dalam dunia yang disebut modern ini, seringkali manusia lupa pada kekuasaan-Nya. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, manusia menganggap bahwa dirinya maha tahu segalanya. Seolah ilmu pengetahuan dan teknologi bisa menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi oleh manusia. Orang lupa bahwa ada Ia yang Maha Kuasa. Bahwa manusia ini hanyalah ciptaan-Nya.

Terlalu banyak manusia yang lupa bahwa ia berasal dari-Nya, dari penciptaan-Nya, dan kelak akan kembali lagi kepada-Nya. Cerita tentang Adam adalah hikmah bagi umat manusia, bahwa sesungguhnya hanya Ia yang Maha Kuasa atas segala yang ada di kehidupan ini. Ia yang menciptakan langit dan bumi serta seisinya. Tanpa kehendak-Nya, obat hasil ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia tak akan pernah bisa mengobati segala penyakit yang ada. Hanya kepada-Nya saja kita memohon pertolongan.

Catatan:
1. Cerita ini saya dapat dari istri saya yang menyimak satu kajian agama Islam selepas subuh di radio Delta FM Jakarta beberapa waktu lalu.
2. Foto Senja di Linau saya dapatkan dari sini, dan © pada Farid Gaban sebagai fotografernya. Pantai Linau terletak di daerah kelahiran saya, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

0 comments

Post a Comment