Perdagangan bayi

Saya baru saja mengikuti presentasi teman sekantor tentang perjalanannya ke beberapa negara bagian di Amerika. Ia mengunjungi sekitar 30 organisasi non profit di sana.

Ada banyak pelajaran mengenai gerakan organisasi non profit dari cerita yang saya dapat, namun ada satu hal yang sangat mengagetkan. Salah satu organisasi yang dikomandani oleh seorang perempuan, berkutat pada isu perdagangan manusia (trafficking). Jika di Indonesia lebih banyak perempuan yang masih anak-anak yang diperdagangkan, terutama untuk industri hiburan, dan lebih khusus lagi menjadi perempuan penghibur. Organisasi yang diceritakan oleh taman saya ini menangani perdagangan bayi. Bayi tersebut diperjual beli untuk memuaskan nafsu seks laki-laki bejat dan setan berbentuk manusia.

Bayi yang menjadi korban dibawa ke suatu tempat. Lalu ia didiamkan dan tidak diberi makan selama 24 jam. Bayi tersebut akhirnya merasa lapar dan haus. Dalam kondisi lapar dan haus itulah si bayi lalu diambil, dan pelaku lalu menyodorkan penisnya ke mulut bayi. Tentu saja si bayi tidak dapat membedakan antara puting susu ibu dan penis lelaku bejat. Dari situlah si pelaku mendapatkan kenikmatan yang ia inginkan.

Perempuan yang berjuang memberantas perdagangan bayi ini selalu dalam kondisi terancam. Setiap kali keluar daerah, ia selalu menyamar supaya tidak dikenali. Ancaman akan dibunuh oleh sindikasi pelaku bukan sekali dua ia terima.

Mendengar cerita modus perdagangan bayi untuk pemuas seksual ini membuat perut mual. Saya ingin muntah.

Read More......