Pembatasan Akses Internet

Sudah hampir setengah tahun ini lembaga tempat saya bekerja membatasi akses ke situs-situs pertemanan dan blogging seperti twitter, multiply, friendster, facebook. Tak hanya itu, aplikasi instant messanger pun seperti Skype, Digsby, YM, dan Pidgin dibuat tak berfungsi.

Saya mendapati beberapa kesulitan atas kebijakan yang diambil kantor tempat saya bekerja ini, berupa akses imel menggunakan mail client (saya biasa menggunakan Mozilla Thunderbird). Sudah sebulan terakhir saya ikut mempersiapkan satu kegiatan besar yang akan berlangsung pada 29 - 30 Nopember 2009 ini. Semua imel hanya bisa diakses melalui webmail. Kami kebetulan menggunakan google application yang disediakan raksasa online saat ini, google.com. Bayangkan ada sekitar 50 imel yang masuk setiap hari ke akun saya, termasuk imel-imel untuk kepentingan kegiatan yang akan kami selenggarakan. Imel-imel yang sifatnya group, sudah dibatasi hanya beberapa mailing list yang berhubungan dengan pekerjaan dari tak kurang 40 mailing list yang saya ikuti. Untuk mengaksesnya harus mengunjungi situs penyedia layanan secara langsung seperti yahoogroups.com dan googlegroups.com dan mbacanya dari sana.

Mereka yang sudah terbiasa memanfaatkan mail client seperti halnya Thunderbird dan Ms Outlook tentunya sangat faham aplikasi ini akan sangat memudahkan dalam mengatur imelnya dengan menggunakan filter yang tersedia. Sebut saja misalnya mailing list Pembaca Kompas, Ebook Maniak, atau the Jakarta Process yang saya ikuti. Tak perlu lagi mencari imel tertentu di tengah belantara imel yang masuk ke akun kita seperti yang saya alami.

Beberapa jam lalu saya baru menyadari situs penyimpanan file (semacam file server) googledocs dan box.net tak dapat saya gunakan untuk mengunggah (upload) file. Padahal, saya merasakan manfaat menyimpan file di sana untuk bisa diakses dari mana saja asal terhubung ke internet. Beda dengan file server di kantor yang hanya bisa diakses dari jaringan LAN saja. Artinya, kalau saya tak membawa file di dalam media penyimpanan (External HDD dan flashDisk) atau tak ada di dalam akun imel, maka ketika membutuhkannya saya pun harus mendatangi komputer di kantor untuk mengaksesnya.

Masalah mail client yang tak bisa berfungsi telah saya sampaikan pada admin jaringan sekaligus penanggung jawab IT. Sayangnya, ia pun tak begitu memahami persoalan ini. Katanya, persoalan blokir memblokir jaringan ini dibantu oleh pihak ketiga (out sourcing). Sekarang, hingga seminggu setelah pengaduan tak ada penyelesaian masalah ini.

Membatasi akses internet karyawan memang ada bagusnya. Pemimpin Redaksi PortalHR.com menuliskannya dengan baik di sini. Pembatasan akses internet yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas (atau kinerja?) karyawan harusnya dilakukan dengan cara yang tepat. Misalnya mengidentifikasi aplikasi dan situs apa saja yang perlu dibatasi atau diblokir. Sehingga, bukan yang bermanfaat untuk memudahkan pekerjaan justru yang dibatasi.

Catatan:

  1. Gambar ilustrasi saya dapatkan dari sini.
  2. Meski pernah belajar, saya tak begitu memahami secara baik teknologi jaringan, sehingga tulisan di atas mencoba menghindari istilah-istilah teknis dalam ilmu jaringan (computer network).

0 comments

Post a Comment