Pemesanan 30 Hari Sebelumnya


Kemarin saya membaca berita di Kompas dan okezone yang menginformasikan bahwa pemesanan tiket sudah dapat dilakukan sejak kemarin. Pagi ini saya mendatangi stasiun Jatinegara yang searah dengan perjalanan menuju tempat kerja untuk memesan tiket kereta. Menjelang pukul sembilan antrian tidak begitu ramai. Satu spanduk terbentang di dekat loket pemesanan yang menyatakan bahwa pemesanan tiket 30 hari sebelum hari keberangkatan. Setelah menghadapi petugas di loket, saya ketahui ternyata untuk keberangkatan tanggal 27 September 20008 baru bisa memesan tiket pada 28 Agustus esok lusa.

Saya dan istri bersepakat untuk merayakan lebaran kali ini di tanah Jawa. Lebaran lalu kami merayakannya di Bengkulu. Ongkos berlebaran yang harus kami tanggung akan lebih ringan dibanding jika kami kembali mudik ke Sumatera. Juga, anak kami Zahid telah besar dan dia harus sudah membayar tiket sendiri untuk bisa naik pesawat. Selain itu, tentu saja bergantian, setelah tahun lalu di Bengkulu, maka tahun ini di Boyolali.

Mengenai tiket yang belum bisa saya dapatkan tadi pagi, saya pikir kalau kebijakan ini betul-betul diterapkan sepertinya akan lebih tertib dan relatif mengurangi calo yang dapat memborong tiket-tiket itu untuk semua hari perjalanan. Hanya saja saya berpikir tentang kendala yang mungkin tidak bisa dihindari. Pertama, keberangkatan ke arah timur Jawa akan mulai memadat pada tanggal 27 September, sebab sehari sebelumnya adalah hari terkahir masuk kantor bagi mereka yang ingin pulang kampung. Tentunya semua orang akan memesan tiket untuk keberangkatan hari itu hingga sehari sebelum hari raya Idul Fitri yang menurut kalender akan jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008. Kedua, tetap ada kemungkinan petugas stasiun ikut bermain dalam percaloan tiket. Sejak dulu kala calo tiket sudah bekerjasama dengan petugas internal yang ingin memanfaatkan keuntunga.

Ongkos sejak hari H-7 lebaran akan naik sebesar 60 persen. Tiket kereta kelas bisnis Senja Utama Solo dijual dengan harga 160 ribu rupiah yang sebelumnya dengan harga normal hanya senilai 100 ribu rupiah. Saya masih optimis akan mendapatkan tiket pada pemesanan esok lusa, meski ada kemungkinan dibilang calo karena akan membeli 5 tiket sekaligus untuk kami bertiga dan dua orang saudara sepupu yang ingin mudik bareng. Ada beberapa agenda pada lebaran nanti, bersilaturrahim dengan saudara-saudara di Boyolali dan Solo, juga, jika sempat akan ke Karanganyar dan Jogja menemui teman-teman lama.

5 comments

  1. Anonymous  

    August 28, 2008 at 11:08 AM

    mengingat dan menimbang harga tiket yang melambung tinggi..

    kayaknya presty gajadi mudik lebaran ini.. :(

  2. Anonymous  

    August 28, 2008 at 11:14 AM

    k herman jadi lebaran di boyolali??

    asiiikkk....
    ada temen lebaran di jawa, niy...
    :D

  3. Anonymous  

    August 28, 2008 at 11:18 AM

    Ha ha ha. Tahu ga dek, aku kehabisa tiket utk keberangkatan 27 September. Rupanya orang ngantri semalaman di stasiun untuk mendapatkan tiket esok paginya. Dan tiket habis dalam 30 menit, menurut berita di koran.

    Malam ini temanku yang tukang ojek aku minta ngantri di stasiun supaya kami bisa mudik. Mudah-mudahan berhasil.

    Nanti kalau kami jadi mudik, dan Presty idak balik ke Bengkulu, kita bisa ketemu di Solo.

  4. Anonymous  

    August 29, 2008 at 9:54 AM

    kemaren sempat dengar tiket bisa di beli lewat ATM dan langsung dapat nomor tempat duduk... coba cek lagi ke kantor KA setempat..

  5. Anonymous  

    August 29, 2008 at 10:34 AM

    Akhirnya, aku tidak berhasil mendapatkan tiket. Temanku yang kumintai tolong untuk mengantri tadi malam mengatakan kalau stasiun sudah penuh. Ia datang sekitar pukul 20.00 dan ternyata yang memenuhi antrian sudah datang ke stasiun sejak pukul 17.00. Akhirnya, usaha kami adalah meminta bantuan saudara seorang teman yang bekerja di PT. KAI. Itupun katanya akan mengusahakan untuk keberangkatan sebelum tanggal 27 Sept yang kemungkinan masih ada beberapa tiket tersisa.

    Pagi ini teman sekantor yang akan mudik ke Madiun mengatakan ada kemungkinan besar pegawai stasiun telah menjual banyak tiket ke para calo. Yah... memang beginilah keadaanya.

    Aku mendambakan suatu tatanan kehidupan yang lebih baik tercipta di negeri ini. Jelas mengecewakan kalau hanya untuk mendapatkan tiket masyarakat harus menginap di depan loket penjualannya semalaman suntuk. Kurang dari satu jam tiket dinyatakan habis terjual. Dan, ini berlangsung dari tahun ke tahun. Tidak adakah cara yang lebih baik untuk mendapatkan tiket?

Post a Comment