Setan Merah dan Deni

Tadi pagi saya dikabari oleh kakak saya dari Kaur, Bengkulu. Ia menanyakan apakah saya mendapatkan informasi mengenai Setan Merah yang mengancam nyawa banyak orang yang menerima pesan pendek (sms) dan telepon darinya. Hal ini menjadi sesuatu yang menggemparkan. Setiap orang di lingkungan kakak saya di Kaur tidak mengaktifkan ponsel sejak dari pukul 10 hingga 12 siang hari dan setiap hari. Sebabnya karena pada waktu-waktu itu Setan Merah menelepon atau mengirim sms yang sepertinya ke sembarang nomor. Yang sedang apes akan mendapatkan sialnya.

Saya katakan pada kakak saya kalau saya belum mengetahuinya. Lalu kakak saya menyarankan saya untuk membaca informasi mengenai ini di koran Rakyat Bengkulu. Inilah salah satu kendala yang saya hadapi belakangan ini: tidak memiliki televisi, tidak membaca koran, dan jaringan internet di kantor diputus untuk waktu yang belum tahu sampai kapan, sehingga saya ketinggalan informasi. Radio Elshinta dan Delta FM langganan kami di rumah tidak sampai memberitakan Setan Merah yang bergentayangan ini. Demikian pula Koran Tempo.

Saya mencoba mengakses Rakyat Bengkulu dengan telkomnet Instan. Dengan kondisi byar pet, tertatih-tatih, berhasil juga saya membuka sekitar 2 halaman berita mengenai Setan Merah dari koran daerah kelahiran saya itu. Setan Merah ternyata tak hanya ramai di Bengkulu, tetapi juga di Jambi. Benang merah yang saya tangkap antara lain si setan ini ternyata berupa sms atau telepon yang ditujukan kepada sembarang nomor. Mereka yang membaca sms kemudian menjadi pingsan, merasa tenaganya tersedot dan lemas, atau merasa kepala pusing lalu tidak sadarkan diri.

Pembicaraan dengan kakak saya mengarah pada topik mistis, dunia sihir, atau berbau kemusyrikan. Saya katakan pada kakak saya kalau hal demikian kok masih saja ada di zaman modern ini. Saya tidak ingin pikiran saya terbawa ke arah demikian. Bagi saya, hanya Dia Yang Maha Kuasa yang patut ditakuti. Kapan akan meninggal, rezeki, atau pun jodoh hanya Dia-lah yang menentukan. Jadi, kenapa harus takut pada Setan Merah?

Disebut Setan Merah, seperti yang saya baca tadi, karena teks isi sms yang diterima oleh si penerima, berwarna merah. Setiap orang yang membaca akan merasakan dampak yang aneh seperti pusing, tenaga tersedot, atau hal lain yang berdampak buruk. Bagi saya ini merupakan hal aneh. Seharusnya, peralatan dalam bentuk teknologi komunikasi semacam ponsel harus bisa dijelaskan oleh ahlinya. Tidak perlu menghubung-hubungkan dengan yang aneh-aneh di luar nalar. Bahwa ada ilmu setan yang bisa menghabisi nyawa manusia, saya percaya. Tetapi perkara ajal, saya sangat yakin kalau memang belum saatnya maka tidak mungkin orang akan serta merta meninggal. Banyak berserah diri pada-Nya akan sangat membantu.

Secara iseng, selepas Dzuhur tadi saya mengirim pesan pendek pada teman lama saya di Bengkulu, Deni Yohanes. Deni adalah seorang notaris di Kota Bengkulu. Kami berteman sejak di SMPN 3 dan SMAN 4 (SMUN 5) Kota Bengkulu. Sejak kuliah kami memang nyaris tidak pernah berkomunikasi lagi. Ia kuliah di Bengkulu, sedang saya sendiri meneruskan pendidikan di Yogyakarta hingga kemudian menikah dan bekerja di Jakarta. Seingat saya, Deni tidak menyimpan nomor ponsel saya yang satu ini. Saya kirimkan pesan pendek berbunyi begini:

12-May-2008
13:52:40
Slmt siang. Ini sms setan merah. Silahkan menutup
pesan ini sblm trjadi hal di luar nalar Anda.

Lalu Deni membalas pesan saya.

12-May-2008
14:06:23
Semoga Allah memberikan ganjaran pada Setan Merah
ini...Amien!

Deni membalas pesan pendek itu sebanyak dua kali berturut-turut.

Niat saya mengirim pesan ini hanya untuk menguji nalar Deni yang pada masa-masa sekolah kami dulu merupakan teman diskusi yang kritis dan cukup rasional. Saya pikir ia tidak akan begitu saja percaya pada hal-hal semacam ini. Lagipula saya ingin ¨ngerjain¨ teman yang masih pengantin baru. Beberapa bulan lalu ia melangsungkan pernikahan dengan pacarnya yang pada saat Idul Fitri lalu ia kenalkan pula pada saya. Iseng memang. Tetapi tidak bermaksud menakut-nakuti.

Setalah mengetahui pesan pendek saya dibalas, saya pun berusaha menelepon dia dengan menggunakan nomor telepon biasa. Maksud saya supaya ia mau mengangkatnya karena nomornya berbeda dengan nomor untuk mengirim sms. Saya sampaikan kalau saya adalah Setan Merah.

"Saya Setan Merah. Apakah Anda sedang sibuk?"
"Tidak juga. Anda Siapa?"
"Saya Setan Merah. Kami dari Jakarta ingin menjemput Anda. Pukul berapa Anda
siap kami jemput?"

Tuttt. Pembicaraan singkat itu terputus. Deni memutus pembicaraan. Saya mencoba menghubungi dengan menggunakan ponsel. Ternyata ponselnya dimatikan. Hingga pukul 16.02 masih juga ponselnya tidak ia aktifkan. Saya merasa khawatir kalau Deni benar-benar ketakutan dengan skenario saya yang sebenarnya hanya ingin menanyakan kabarnya dan mengucapkan selamat atas pernikahan mereka beberapa waktu lalu.

Tetapi, alangkah mudahnya orang dihinggapi pada rasa takut pada hal-hal yang tidak rasional? Ah, sudahlah. Saya ingin hal ini tidak ditiru oleh satu apapun. Saya khawatir ini menjadi preseden buruk kalau sampai Deni menjadi begitu gelisah menerima pesan pendek dan telepon dari teman lamanya.

Untuk Deni Yohanes, sebagai penutup tulisan ini saya menyampaikan pesan pendek melalui ponsel (meski saya tidak tahu pukul berapa nomor ponselmu akan aktif) dan juga melalui blog ini: Selamat menempuh hidup baru, temanku. Semoga Allah SWT memberikan kebahagian Dunia dan Akhirat untukmu sekeluarga.

Pembaruan 21 Mei 2008:
Setelah membaca artikel di blognya Bambang, akhirnya saya tahu kalau si pengirim pesan pendek Setan Merah telah ditemukan.

0 comments

Post a Comment