Sudarno dan Sampah

Sembari menyelesaikan pekerjaan kantor, tadi siang saya sempatkan mendengarkan acara Indonesia Siesta di radio Delta FM Jakarta dari ponsel. Kali ini acara Siesta mendiskusikan tentang pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Sudarno, seorang penerima penghargaan Kalpataru 2007. Diskusi pengalaman Pak Darno sangat menarik bagi saya. Ia berjuang untuk mengatasi masalah sampah-sampah di kota. Kalau tentang pengelolaan sampah sudah sering kita dengar, tapi bapak satu ini juga melakukan penelitian untuk mengambil sebanyak mungkin manfaat dari sampah yang ada, serta mengajak masyarakat untuk melakukannya.

Sudarno yang seorang PNS, gemar melakuan eksperimen pemanfaatan sampah. Pada saat mengawali upaya untuk mengolah sampah, ia dianggap gila oleh tetangganya. "Saya dianggap gila," begitu kenangnya tadi siang. Tapi dari kegilaannya itulah ia mampu menunjukkan kepada masyarakat bahwa sampah bisa memberikan manfaat. Mulai dari membuat cairan penghilang bau sampah dan bangkai, Batem (sejenis batako dan batu bata yang tengahnya diisi bermacam sampah), Air Lindi (air sampah yang sangat tidak sedap baunya) yang diolah dengan lumpur ajaib, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan klik daftar link di bagian akhir tulisan ini.

Kata SAMPAH pun dijadikan akronim menarik oleh Sudarmo, yakni: Supaya Ada Manfaatnya Perlu Ada lima H. Lima H yang ia maksudkan adalah:

  1. Himpun sesuai dengan jenis dan karakternya. Misalnya sampah organik dan non organik dipisah, sampah plastik dan sampah logam dan sebagainya, supaya memudahkan untuk pengelolaan selanjutnya.
  2. Hangus. Maksudnya sebagian sampah bisa dibakar, tetapi tetap dengan wawasan lingkungan. Misalnya sampah dari kayu bisa dibakar hingga menjadi abu dan jika dicampur dengan air lindi bisa menjadi bahan pupuk kompos
  3. Hisap. Ada sampah yang bisa dihisap, seperi air lindi yang bisa menjadi pupuk cair dan juga bisa menjadi bahan MBS untuk yang salah satunya bisa membersihkan tinta pada catridge. Ada pula udara yang bisa dinetralisir. Juga limbah air seperti limbah tebu dan air kelapa parut di pasar-pasar yang bisa dimanfaatkan.
  4. Himpit. Ada sampah-sampah yang ukuran semula begitu besar namun kemudian bisa diperkecil. Misalnya saja limbah stereofoam.
Secara ekonomi, hasil pengelolaan sampah bisa dalam bentuk uang. Untuk cairan MBS misalnya, Sudarno dikontrak oleh salah satu pabrik printer terkenal karena cairan hasil eksperimennya ini bisa dipakai untuk membersihkan catridge. Belum lagi hasil-hasil penemuan yang lain. Jadi, dari upayanya selama sekian waktu itu tak hanya menjadikan lingkungan bersih dari sampah-sampah, namun juga bisa menjadi sumber penghasilan bagi siapa saja yang mau melakukanya.

Sudarno mewanti-wanti masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik sebagai wadah makanan. Selain memakan waktu ratusan tahun untuk bisa diurai oleh tanah, bahan plastik sangat berbahaya bagi tubuh kita. Saat terkena panas, plastik melepaskan gas dioksida yang dikandungnya. Untuk itu, air minum dalam kemasan yang sudah terkena sinar matahari langsung, bakso panas yang dibungkus plastik, atau makanan apapun akan menjadi tidak layak lagi untuk dikonsumsi.

Stereofoam baru bisa diurai oleh tanah setelah 400 tahun. Alumunium foil baru terurai setelah 200 tahun. Itu semua merupakan contoh betapa di sekeliling kita banyak bahan berbahaya bagi tubuh maupun alam yang sesungguhnya harus kita hindari.

Di sebuah pusat belanja di dekat tempat tinggal saya di kawasan Cibubur sekarang sudah ada himbauan untuk tidak menggunakan kantong plastik. Tinggal satu langkah lagi, saya menunggu pusat-pusat belanja yang ada tidak lagi menyediakan kantong plastik secara serentak, dan pembeli akan lebih menyukai membawa kantong kain dari rumah untuk menenteng barang belanjaannya.

Langkah Pak Sudarno bukanlah langkah yang sama sekali baru. Sudah banyak yang melakukannya. Tetapi melakukan eksperimentasi dan membagi hasil temuannya merupakan hal langka dilakukan oleh pendahulu-pendahulunya. Ia bahkan memulai langkahnya dengan menyisihkan sebagian gaji PNS yang ia terima setiap bulan untuk melakukan eksperimentasi pengelolaan sampah. Sekarang, dari hasil penemuannya, ia bisa memperoleh uang untuk terus menemukan hal-hal baru, sementara gaji dari kantor ia serahkan sepenuhnya pada sang istri tercinta.

Pak Sudarno senang berbagi pengalaman dan pengetahuannya, hingga ia tidak keberatan untuk memberikan nomor ponselnya kepada pendengar diskusi tadi siang. Bagi yang ingin, silahkan menghubunginya di nomor +62 812 173 6377.

Tulisan lain mengenai Pak Sudarno dan pengelolaan sampah yang ia lakukan, silahkan kunjungi (diantaranya) link berikut ini:

Inovasi Tiada Henti
Pengabdi Lingkungan 2007
Tak Lelah Bereksperimen Sampah
Rumah Bau Sampah

0 comments

Post a Comment