Acara pesta blogger 2007, ajang berkumpul blogger Indonesia berlangsung juga kemarin. Saya salah satu pesertanya. Sejak mula saya sudah berharap dapat teman baru, jumpa blogger-blogger yang selama ini hanya bisa membaca tulisan-tulisan mereka, serta berbagi pengalaman. Semuanya jadi kenyataan.



Usai melakukan registrasi ulang di meja panitia, saya berkenalan dengan Dhan, blogger yang juga nge-blog di blogspot seperti saya. Ia bekerja di bagian IT Telkomsel dan berkantor di daerah Kuningan. Sejak sesi pertama hingga selesai, teman baru asal Malang ini dengan senang hati menyertai saya sepanjang acara. Tidak seperti blogger lain yang datang bersama dengan teman-teman dari satu komunitas blog atau blogger yang telah terlebih dahulu membuat janji ketemu di acara ini, saya dan Dhan adalah bagian dari blogger yang datang sendiri, hanya berbekal keyakinan bakal mendapat teman ngobrol setelah berada di tempat acara.


Saat menunggu acara dimulai, saya juga sempat berkenalan dengan Agung Firdaus dan beberapa lainnya. Begitu juga saat makan siang, saya dan Dhana makan bersama dengan Sukri Sulaiman dan Nawir dari Komunitas Blogger Makassar "Angingmammiri", juga dengan Abdul Kadir dari Bandung dan seorang wartawan majalah Trust yang sedang meliput acara. Perkenalan dengan mereka, juga beberapa lainnya yang saya lupa nama-namanya, berawal dari senyum dan sapa ramah sesama blogger Indonesia. Sungguh keramahan semacam ini yang saya rindukan dan jarang saya dapatkan setelah 3 tahun tinggal di Jakarta ini. Identitas sebagai blogger ternyata menumbuhkan rasa kebersamaan dan melahirkan sikap hangat pada siapa saja yang ditemui.

Saya bertemu dengan Andreas Harsono, seorang jurnalis yang sampai saat ini masih memimpin Pantau, dulu merupakan majalah Jurnalisme Sastrawi yang luar biasa bagus isinya. Saya menyukai tulisan-tulisan Andreas. Blog Andreas adalah salah satu blog yang sering saya kunjungi, bahkan mendapatkan penghargaan dari Maverick, sebuah perusahaan public relations di Jakarta, sebagai blogger-wartawan pilihan mereka tahun 2007. Andreas mengajukan satu pertanyaan bagus: Hal apa yang belum sempat terpikirkan para blogger yang hadir di pertemuan ini, yang akan menyadarkan mereka bahwa sesungguhnya kebebasan nge-blog bukanlah berarti bebas sebebasnya dalam berekspresi?

Saat acara diskusi penutup, saya melihat Satrio Arismunandar di layar besar karena tersorot kamera panitia. Sebenarnya saya ingin berkenalan dan ngobrol langsung dengannya. Dia adalah anggota yang aktif di milis Jurnalisme yang juga saya ikuti.

Usai makan siang, ada diskusi kelompok sesuai dengan kategori yang dibuat oleh panitia. Diskusi ini terbagai dalam Women's Issues, Blog Teknologi, Blog Personal, Blog Selebiti, Current Issues, dan Bridge Blogging. Setiap peserta bergabung pada kelompok diskusi yang mereka minati.

Saya bergabung dalam kelompok yang mendiskusikan blog personal. Blog yang saya miliki saya nilai sebagai blog pribadi yang berisi tulisan-tulisan mengenai hal-hal yang sedang melintas dalam pikiran saya. Pandangan saya ini ternyata sama dengan beberapa teman yang memutuskan untuk bergabung dalam kelompok diskusi ini. Pengalaman beberapa peserta begitu menarik untuk saya.

Anjar Priandoyo, salah satu pemandu diskusi kelompok bercerita tentang tulisanya yang bersifat pribadi namun ada yang sempat membuat heboh teman-teman sekerjanya. Pasalnya, Priandoyo yang seorang auditor ini bercerita tentang istrinya yang mengalami keguguran kandungan. Saat diskusi, istrinya juga hadir dalam kondisi hamil setelah keguguran itu. Semoga kandungan kali ini sehat dan buah hati mereka lahir dalam kondisi sehat.

Pemandu diskusi lainnya, Nila Tanzil. Ia bercerita bagaimana tulisan di blognya membuat berang Pemerintah Malaysia, hanya karena kritiknya pada kinerja lembaga di negeri tetangga itu dinilai membuat buruk wajah negara tetangga itu. Majalah the Star, salah satu leading media di sana memuat kritik Nila hingga ia kemudian dipecat dari status presenter salah satu stasiun TV di sana. Tak hanya itu, Menteri Pariwisata Malaysia mengatakan kebanyakan blogger adalah pembohong, dan blogger perempuan adalah mereka yang tidak bekerja. Nila mendapat banyak dukungan moril dari blogger-blogger Indonesia, bahkan dari Malaysia sendiri. Ia merasakan betul bagaimana dukungan itu begitu menguatkannya dan membuatnya merasa tidak perlu takut untuk menyuarakan kritik, asalkan itu merupakan kebenaran faktual. Tulisan-tulisannya di blog dilirik dan dinilai menarik oleh salah media luar negeri hingga ia mendapatkan pekerjaan baru sebagai kontributor media tersebut.

Dari Batam ada Meity. Kantor tempat ia bekerja mendapatkan pengalaman buruk dengan layanan Telkom. Keluhan-keluhan sudah ia sampaikan namun tidak mendapat tanggapan yang baik dari Telkom. Karena kesal, ia pun menulis di blognya. Di tulisan itu ia menceritakan pengalaman buruk dengan pelayanan Telkom. Dampaknya, Telkom lalu merespon dengan menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan Meity. Di lain waktu, ketika ia menelepon ke Telkom dan pegawainya mengetahui itu Meity, makan respon yang diberikan begitu cepatnya. Tulisan Meity yang lain, berupa banyaknya jalan raya yang berlubang yang tidak juga diperbaiki juga ditanggapi oleh Pemerintah Daerah setempat. Hanya dalam hitungan hari, jalanan yang rusak diperbaiki.

Amril bercerita mengenai isi blognya menjadi sinetron dan buku. Tak hanya itu, tulisan mengenai pengalaman 13 tahun pernikahannya belum juga dikaruniai anak telah mendamaikan orang yang akan bercerai. Salah satu pembaca blognya membaca kisah Amril yang baru mendapatkan anak setelah 13 tahun. Si pembaca memberikan tulisan itu kepada saudaranya yang putus asa setelah 8 tahun usia pernikahan, mereka tidak kunjung dikarunia anak. Mereka akhirnya menyadari bahwa perihal satu ini adalah urusan Sang Maha Kuasa.

Kisoratun mengelola blog Peduli. Blog ini merupakan media yang dipakai untuk menumbuhkan kepedulian pembacanya pada korban musibah seperti gempa dan tsunami. Melalui media blog ini, berhasil terkumpul dana tidak kurang dari 1 Milyar. Ia senang bisa menyalurkan dana tersebut untuk mereka yang membutuhkan.

Sama dengan Amril, tulisan-tulisan Ira Lathief menarik penerbit dari Yogyakarta untuk menjadikannya sebuah buku. Ira pernah bekerja sebagai wartawan untuk acara infotainment.

Rovicky, yang mengkhususkan blognya untuk topik geologi serta kalau tidak salah ingat ia bekerja di Malaysia. Ia mengingatkan teman-teman blogger lainnya untuk memfokuskan isi blog, serta melengkapi tulisan dengan data-data yang akurat. Tulisan yang fokus pada topik tertentu menarik pembaca yang menyukai atau mencari informasi mengenai topik tersebut. Data-data diperlukan untuk menunjukkan apa yang ditulis merupakan fakta yang jelas-jelas ada dan seperti yang ditulis oleh Meity, hal tersebut bisa ditindaklanjuti oleh lembaga terkait.

Berkaitan dengan fokus isi blog, Ira dari Komunitas Blogger "Angingmammiri" Makassar bercerita tentang kesenangan travelling yang ia lakukan dan ia tulis di blog. Karena tulisan-tulisannya itu, ia pernah dikontak oleh pembaca blognya dan dimita untuk menjadi pemandu traveller yang ingin mengunjungi daerah atau negara tertentu.

Budi Putra dalam diskusi pembuka yang dipandu pemilik blog Perspektif Baru, Wimar Witoelar, mengatakan yang harus betul-betul diperhatikan pada blog adalah isinya (contents). Meski tampilan dibuat semenarik mungkin, namun tetaplah pembaca blog menginginkan membaca isi blognya. Kalau isinya menarik maka pembaca akan selalu mengunjungi blog tersebut.

Dari diskusi kelompok mengenai blog pribadi, ternyata suara-suara yang termuat di blog-blog itu tidak bisa dianggap remeh. Kritik atau masukan belum tentu dimuat di media massa konvensional. Di blog dan melalui blog, kritik itu bisa sangat berpengaruh dan menjadi didengarkan. Di masa mendatang, blog pastilah akan menjadi kontrol sosial yang tidak bisa dianggap remeh. Di situlah ada suara masyarakat, yang mau tidak mau memang harus didengar meski dari sebuah weblog.

Saat memberikan sambutan pada sesi pembukaan, Menkominfo, Mohammad Nuh, resmi mengumumkan tanggal berlangsungnya acara bertajuk "Suara Baru Indonesia" ini dijadikan sabagai Hari Blogger Nasional. Jadi, 27 Oktober 2007 adalah hari blogger Indonesia.

6 comments

  1. dhan  

    October 28, 2007 at 3:06 PM

    PERTAMAXX!!
    ayo mas, mulai merintis paradigma personal blog yg bagus..bener2 ga rugi dateng pas acara kemarin
    salam

  2. Anonymous  

    November 1, 2007 at 9:46 AM

    kalo kita bisa menjadikan blog benar2 menjadi tempat pembelajaran dan pencerdasan.....tentu akan sangat bermanfaat ya mas.

  3. Anonymous  

    November 1, 2007 at 9:50 AM

    milis jurnalistiknya kayaknya menarik mas, bisa gabung g mas?

  4. Lana  

    November 2, 2007 at 8:11 AM

    wahhh ada poto saya,

    salam kenal ya mas... nice to see u

  5. Ira Lathief  

    December 14, 2007 at 9:06 AM

    Mas...makasih udh nyebutin blog saya...really appreciate it! Nice to know you too....

  6. Kusuma  

    December 31, 2017 at 12:12 AM

    memang orang punya kriteria tersendiri dalam membuat blog seperti bisnis, pribadi, dan organisasi. semua sah2 saja, termasuk blog ini yang bebas mengeluarkan pendapat, unek2 dan pikiran. luapkanlah karena dengan hal itu bisa sedikit meringankan beban pikiran. teriakasih berbagi pengalamannya bertemu orang2 hebat

Post a Comment