Saya Sakit...

Sejak Sabtu saya hanya bisa berbaring di tempat tidur. Badan demam, kepala nyeri serta seluruh tulang dan badan terasa sakit pula. Liburan akhir pekan kali ini harus saya isi dengan istirahat dan kontemplasi.

Awalnya pada Jumat sore. Saya dan beberapa teman mengunjungi seorang ibu anggota Gerakan Perempuan Pembela Buruh Migran (GPPBM), yang rumahnya tidak jauh dari kantor saya bekerja di kawasan Menteng. GPPBM adalah organisasi mitra kantor saya. Ibu ini juga sedang sakit dan akan berobat ke Eropa. Saat kami tiba di rumahnya ternyata si Ibu sedang berada di klinik. Akhirnya kami pulang. Sementara yang lain pulang dan ke tempat tujuan yang berbeda, saya kembali ke kantor untuk mencetak beberapa dokumen yang akan diedit. Sejak sore itu filek saya sudah semakin terasa. Hidung mulai panas dan (maaf) ingus mulai tidak mau berhenti mengalir. Saya paksakan juga untuk kembali ke kantor meski sudah pukul 17.

Di kantor saya mendapati semua komputer milik teman-teman masih hidup, terdengar dari suara kipas dari CPU mereka masing-masing. Saya matikan semua. Saya teringat, beberapa bulan lalu ada salah satu komputer di ruang kerja masih dalam keadaan hidup, meski monitornya gelap karena screen savernya blank setting. Saya bayangkan, komputer ini pastilah menyala sejak hari Jumat, dan saya mendapatinya pada Senin pagi.

Saya mencetak semua dokumen. Agak susah juga, sebab dokumennya sudah di-layout dengan rapi oleh sang layouter dan masih dalam format PageMaker. Agar terlihat seperti yang diinginkan, tentu harus mencetaknya bolak balik dalam setiap helai kertas. Printer sempat macet sehingga harus mencetak ulang. Butuh waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan semua.

Saya sudah bersin-bersin nyaris pada setiap menit. Kondisi badan mulai terasa melemah, sakit di kepala semakin terasa, dan saya menunggu waktu shalat maghrib tiba. Veronika, teman sekantor, melihat kondisi saya mengingatkan saya untuk minum vitamin. Alhamdulillah, selalu saja ada orang baik di mana pun saya berada.

Menjadi kebiasaan saya selalu menyempatkan diri mengunjungi beberapa blog setelah pukul 17. Selain untuk belajar, berkenalan, juga menyelami ilmu kehidupan yang tidak sedikit bisa saya dapati dari aktifitas ini. Kata orang-orang, untuk menjadi seorang blogger harus sering-sering menengok blog orang lain. Juga sering-sering berbagi pengalaman dengan sesama blogger. Ah, saya mulai menikmati hidup dalam komunitas blogger.

Selepas maghrib saya pulang. Saya mampir ke rumah teman untuk menyerahkan dokumen yang sudah selesai dicetak. Dia akan mengedit semua isinya. Perjalanan menuju rumah terasa sangat panjang. Mungkin karena badan melemah, bersin-bersin, dan harus mengurusi hidung sebentar sebentar. Istri berkirim pesan pendek dari rumah. Dia kecewa karena saya pulang malam lagi. Dia sangat khawatir dengan kesehatan saya, sebab beberapa bulan lalu dokter sudah mengingatkan untuk menghindari angin malam. Kalau pulang malam, saya juga tidak sempat bertegur sapa dengan tetangga, apalagi untuk bermain dengan anak kami.

Sekarang saya sakit. Sudah 3 hari sejak Jumat lalu. Saya sedih, di akhir pekan saya dan istri biasanya mengajak anak kami bermain dan jalan-jalan melihat sekeliling tempat tinggal. Kami akan menunjukkan padanya bahwa (masih) ada ayam, kambing, burung, sawah, pepohonan dan benda-benda yang mungkin ia belum menghafal semuanya.

Tadi saya sempatkan menelpon saudara yang tinggal di Cimanggis. Ia malah mengingatkan saya untuk segera memeriksakan badan ke dokter. Saya sudah bosan pergi ke dokter. Sudah setahun ini, nyaris setiap dua bulan saya harus ke dokter. Saya sudah bosan sakit. Saya sudah tidak mau meminum obat dari dokter lagi. Kalau sakit saya lebih senang minum jamu atau obat tradisional. Saudara saya mengingatkan kalau ada kemungkinan demam berdarah seperti dialami tetangganya. Waduh… saya jadi takut. Saya cek di Wikipedia tentang penyakit ini. Ternyata beberapa gejalanya sudah ada pada saya.

Kesehatan benar-benar nikmat tak terhingga dari Sang Pemberi Hidup. Dengan sakit ini, saya jadi selalu ingat pada-Nya. Mungkin inilah cara Allah swt. mengingatkan saya untuk selalu bersyukur atas semua kenikmatan yang diberi-Nya. Minggu lalu Pak Budi Raharjo sudah menulis tentang hal ini di blognya. Saya salut pada Pak Budi, sudah menjadi IT Expert, tetap ingat pada Sang Maha Expert. Terima kasih Pak Budi.

Untuk istriku, terima kasih sudah mau dengan sabar menemani, menyuapi makan dan memberi minum, serta mendoakan untuk kesembuhan. Untuk Zahid yang selalu ceria meski ayahnya sakit, maafkan, akhir pekan kali ini tidak ada jalan-jalan. Untuk semua saudara-saudaraku yang membaca tulisan ini, doakan saya segera sembuh ya.

0 comments

Post a Comment